Mendunia, ini 6 fakta unik tentang rumah makan Padang
Masakan Padang dari Sumatera Barat menjadi salah satu ikon kuliner yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Masakan Padang seperti rendang, ayam pop, gulai, dendeng balado, dan lain-lain memang selalu konsisten memanjakan lidah penikmatnya.
Berbagai kalangan bisa menikmati masakan ini, mulai dari anak kecil hingga orang tua, dari orang Indonesia sampai bule, suka dengan kelezatan masakan Padang. Bahkan ada seorang bule dari Norwegia bernama Audun Kvitland Rostad yang membuat sebuah lagu berjudul Nasi Padang. Lagu ini lahir berkat kecintaan Audun terhadap nasi Padang. Dalam blog pribadinya, Audun mengatakan, dia jatuh hati pada masakan Padang saat berlibur di Indonesia.
Memangnya kenapa sih, nasi Padang, masakan Padang lainnya, bahkan rumah makan Padang begitu dicintai banyak orang? Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (7/2), berikut enam fakta menarik dari nasi dan rumah makan Padang yang selama ini pasti belum kamu ketahui.
1. Yuk perhatikan foto kakek berkopiah hitam di rumah makan Padang ini!
Ketika masuk ke rumah makan Padang, kamu bisa menjumpai foto seorang kakek dengan kopiah hitam menjadi hiasan restoran tersebut. Nah, untuk orang Minang, orang di foto tersebut dikenal sebagai tokoh masyarakat Pariaman, Sumatera Barat. Namanya Ungku Saliah.
Kepopuleran Ungku Saliah hampir sama dengan para wali di Jawa. Pria tersebut lahir sekitar tahun 1887 dan dikenal sebagai tokoh dan penyiar agama Islam di daerahnya. Oleh karena itu, bila kamu menemui foto ini, bisa dipastikan pemilik restoran tersebut berasal dari Pariaman, Sumatera Barat.
2. Ini alasan kalau kamu beli nasi Padang dibungkus, porsi nasinya pasti jauh lebih banyak.
Ini nih alasan kenapa masakan Padang sangat populer buat mahasiswa dengan kantong tipis. Ketika kamu memesan satu porsi dibungkus, bisa dipastikan nasinya jauh lebih banyak. Alhasil, anak mahasiswa bisa makan enak dengan porsi besar.
Nah, ternyata ada cerita di balik porsi nasi yang lebih banyak saat beli nasi Padang dibawa pulang. Ada dua versi yang paling terkenal menjelaskan hal ini. Versi pertama, konon pada zaman penjajahan Belanda, yang bisa makan di rumah makan Padang hanya orang Belanda atau orang kaya saja, sedangkan yang membungkus itu biasanya para pejuang. Mereka membungkus nasi Padang untuk dinikmati banyak orang secara bersama-sama.
Versi kedua menyebutkan bahwa besarnya porsi nasi Padang saat dibungkus merupakan bentuk solidaritas pemilik rumah makan kepada pembelinya supaya bisa dimakan bersama keluarga si pembeli. Hal ini mengingat orang Minang menyebut rumah makan Padang dengan sebutan rumah makan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat) saat Indonesia mengalami keterpurukan ekonomi dan pergolakan politik berpuluh-puluh tahu lalu, sehingga menumbuhkan solidaritas.
3. Perhatikan lagi deh, di Padang sendiri justru nggak ada nama 'Rumah Makan Padang'.
Nah ini nih yang mengherankan. Di Padang restoran dengan nama Rumah Makan Padang akan jarang dijumpai. Restoran yang menyediakan berbagai macam makanan Padang biasanya memiliki spesialisasinya sendiri. Oleh karena itu, jika ingin menikmati gulai, ada restoran sendiri yang terkenal dengan masakan tersebut. Jarang ada restoran yang menyediakan beragam masakan.
Biasanya mereka mempunyai keahlian masing-masing. Setiap daerah mempunyai masakan Padang yang khas yang berbeda dari yang lain. Jika kamu sedang berlibur di Sumatera Barat, jangan lupa mencicipi berbagai macam kulinernya, ya!
4. Fakta ‘duet’ daun singkong dan gulai nangka di nasi Padang.
Ketika memesan nasi Padang, biasanya kamu akan mendapat tambahan sayur daun singkong dan gulai nangka. Dua masakan ini tak terpisahkan ketika memesan nasi Padang. Tapi ternyata di tempat asalnya Sumatera Barat, sayur daun singkong dan gulai nangka ini jarang dimakan bersama-sama, lho. Gulai nangka malah biasanya terpisah dan hanya disajikan ketika pelanggan memintanya atau ditaruh terpisah di meja makan.
5. Nasi Kapau dan nasi Pauh yang sering dikira sama dengan nasi Padang.
Banyak orang dari luar tanah Minang mengira semua rumah makan yang berisi menu rendang, gulai, sayur daun singkong, dan sebagainya itu sudah pasti rumah makan Padang. Lalu mengira menunya sudah pasti nasi Padang. Padahal selain nasi Padang, ada nasi-nasi lain dari ranah Minang yang nggak kalah lezatnya, yaitu nasi Kapau dan nasi Pauh.
Jika nasi Padang punya rendang, nasi Kapau terkenal dengan gulai tambunsu yang merupakan usus sapi dengan adonan telur dan tahu. Masakan ini berasal dari Kapau, Bukittinggi, Sumatera Barat. Sementara itu, nasi Pauh lebih identik dengan aneka olahan ikan seperti gulai kepala ikan. Nama Pauh sendiri diambil dari sebuah kecamatan yang ada di Pariaman, Sumatera barat. Wah, dijamin nggak kalah nikmat dari nasi Padang!
6. Rendang menjadi makanan paling lezat di dunia, lho.
Masakan asal Sumatera Barat yang sangat terkenal adalah rendang. Bahkan rendang masuk dalam 50 masakan terenak di dunia versi pembaca situs berita dunia CNN pada pertengahan 2017 lalu. Nggak main-main, rendang berhasil menyabet juara satu.
Bumbu rendang yang kaya rempah mampu menguarkan aroma lezat. Belum lagi daging sapi yang sudah direndam berjam-jam dicampur rempah benar-benar bisa menggoda lidah. Nggak heran, rendang jadi incaran banyak orang di dalam dan di luar negeri.
Nah gimana, Sobat Brilio? Sudah tahu kan, fakta-fakta unik dari nasi dan rumah makan Padang?
Kuliner-kuliner dari Sumatera Barat ini memang paling bisa bikin perut keroncongan. Sayangnya, perpaduan makanan berminyak, santan, dan sensasi pedas pada menu masakan Padang membuat banyak orang takut kena gejala panas dalam. Nggak enak juga ya kalau menikmati surga dunia tapi harus menahan sakit karena tenggorokan nggak nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.