Namun, fenomena penyuka pedas ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja.
Banyak negara yang juga punya budaya makanan pedas, semacam Thailand, Meksiko, China, India, dan Etiopia.
Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan mengapa banyak orang suka memakan makanan pedas?
Pertanyaan ini sempat membuat penasaran para antropolog dan sejarawan makanan.
Terlebih, negara dengan budaya makanan pedas memiliki iklim yang cenderung hangat.
Berikut penyebab mengapa banyak orang menyukai makanan pedas:
Mengurangi Pembusukan
Dirangkum dari BBC, budaya makanan pedas ini mungkin berkaitan dengan fakta bahwa beberapa rempah - - yang memunculkan rasa panas dan bersifat pedas - - bersifat anti-mikroba, yakni dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Agen Bandar66
Sedangkan para peneliti mencatat bahwa jumlah penggunaan rempah dalam makanan meningkat seiring peningkatan suhu di suatu daerah.
"Di tempat yang panas, di mana makanan yang tidak disimpan dalam lemari pendingin, pembusukan berlangsung sangat cepat. Rempah-rempah mungkin membantu makanan tetap bertahan sedikit lebih lama, atau setidaknya membuatnya lebih enak," tulis laporan BBC tersebut.
Membuat Berkeringat
Seperti yang kita tahu, mengonsumsi makanan pedas sering kali membuat kita berkeringat.
Keringat ini mungkin membantu kita untuk mendinginkan diri di daerah yang panas.
Efek pendinginan eveporatif (penguapan) yang terjadi saat kita berkeringat berguna untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Namun dalam iklim yang sangat lembap, tidak masalah seberapa banyak Anda berkeringat, penguapan tidak akan mendinginkan Anda.
Itu karena udara sudah terlalu banyak air di udara. Peran Letak Geografi dan Budaya
Peran letak geografi menentukan bagaimana suatu masyarakat merespon rasa makanan, termasuk pedas.
Pengaruh iklim tropis nan hangat di Indonesia, menyebabkan nenek moyang bangsa ini begitu akrab dengan budaya makanan pedas.
Inilah yang kemudian menjadi alasan kuat mengapa kita sebagai orang Indonesia begitu menyukai rasa pedas pada makanan.
Berbanding terbalik dengan Eropa misalnya.
Di Eropa pada medio 1.600-an makanan pedas dipandang sebagai sesuatu yang tak beradab, seperti yang ditulis Maanvi Singh dalam bukunya The Salt.
Sehingga dampaknya, masyarakat disana cukup asing dengan rasa pedas hingga hari ini.
Sensasi Tersendiri
Di masa sekarang, kita punya banyak alasan untuk menyantap hidangan pedas. Mulai dari adrenalin yang terpacu atau hanya karena didasari sebuah keinginan. Agen Sakong
Selain itu, reaksi fisiologis terhadap makanan pedas juga disebabkan aktifnya sensor temperatur dalam mulut.
Tubuh kemudian akan bereaksi seolah-olah terbakar. Anda akan berkeringat, memerah, bahkan mungkin muntah akibat makanan pedas.
Sensasi ini memicu pengalaman intens yang dianggap bagian dari daya tarik makanan pedas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.