Ciri Ciri Email Penipu dan Cara Mengatasinya
Pernah terima email-email aneh yang bikin penasaran? Hati-hati lho, ternyata email yang disebut hoax ini bisa merugikan.
Mulai dari email berantai yang meminta donasi buat anak-anak kelaparan di Uganda, sampai email yang memuat tentang orang yang berhasil menternakkan anak kucing bonsai di dalam botol. Email-email ini nggak hanya sukses menuhin inbox kita, tapi juga kadang merugikan kita. Ini dia beberapa tanda si email hoax:
Perintah atau ajakan untuk menyebarkan email.
Agen Sakong - Pembuat email hoax ingin agar email bohongnya tersebar luas sebanyak mungkin. Jadi, pasti ada kalimat yang menyuruh kita untuk mem-forward email itu. Ada banyak cara yang digunakan, misalnya dengan cara langsung seperti, “Kirim email ini ke semua orang yang ada di address book kamu.” Atau cara yang lebih terfokus seperti, “Kirimkan email ini ke 20 orang yang anda sayangi, maka anda akan mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun.”
Tidak ada sumber informasi terpercaya.
Hal lain yang menandakan sebuah email hoax adalah nggak adanya sumber informasi terpercaya yang bisa kita lacak tentang isi email tersebut. Misalnya, email hoax tentang donasi bagi anak-anak di Afrika. Kalau nggak ada informasi jelas tentang organisasi mana yang menyelenggarakan program ini, dan situs mana yang bisa kita kunjungi untuk mencari tahu tentang organisasi ini, berarti kita mesti sedikit curiga tuh. Hampir sama seperti bikin makalah di sekolah, kan? Kalau nggak ada referensi yang dicantumkan, berarti informasinya kurang bisa dipercaya.
Gaya bahasa hiperbola.
Hiperbola, atau gaya bahasa yang selalu terkesan lebay, bisa jadi ciri-ciri sebuah email hoax. Biasanya, buat meyakinkan dan menarik perhatian, si penulis akan menggunakan bahasa yang berlebihan. Psstt... penulisan dengan huruf besar juga termasuk gaya penulisan yang lebay lho! Misalnya saja, “PENTING!” atau “Kirim sekarang atau kamu akan mendapat kesialan selama 7 tahun.”
Melawan Sang Penipu
Agen Sakong - Nah, u ntuk menghindari tertipu oleh email-email menipu ini, kita sebaiknya mulai dengan cara menyaring isi inbox. Pasang filter di email, dan langsung masukkan semua email hoax ke dalam kategori spam. Lalu, jangan pernah pula memberi info personal lewat internet.
Dan, kalau kita sudah tahu email yang kita terima adalah email hoax, terus kita harus bagaimana dong? Hmm... Sebenarnya kita punya dua pilihan. Pertama, kita bisa diam saja dan menghentikan mata rantai. Maksudnya, kita tidak mem-forward email itu ke orang lain. Kedua, kita nggak mem-forward email, dan membalas email tersebut ke si pengirim. Tapi, sebaiknya balasan yang kita kirim harus sopan dan punya alasan yang kuat, ya! Kalau nggak, bisa-bisa kita juga dikira mengirim email hoax, lagi. Hehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.