Cerita Perkembangan Kacamata
Meskipun kehadiran lensa kontak sudah cukup mendominasi, bukan berarti fungsi kacamata langsung tergantikan, lho. Buktinya, dari sekian banyak orang yang menderita cacat mata, masih banyak orang yang memilih mengenakan benda yang satu ini. Namun, di balik keeksisan benda yang modelnya makin berkembang dan trendi ini, kira-kira seperti apa ya, awal mula terciptanya?
Sejarah mencatat, alat bantu penglihatan ini sudah digunakan oleh kaisar Roma bernama Nero, pada tahun 54 hingga tahun 68 Masehi. Pada waktu itu, kaisar ini sering menggunakan batu permata berbentuk cekung, setiap kali sedang membaca dan menonton pertunjukan. Nah, mulai saat itu, berkembanglah alat bantu ini dibeberapa negara seperti Cina dan Eropa.
Di Cina, fungsi awalnya hanya sebagai jimat keberuntungan dan ajang tampil keren, tapi bentuknya hampir menyerupai kacamata masa kini. Soalnya, lensa kaca yang terbuat dari kristal ini dilengkapi dengan dua kawat yang diberi pemberat, untuk digantungkan di telinga. Sedangkan di Eropa, fungsi kacamata benar-benar digunakan sebagai alat bantu penglihatan. Kacamata yang pertama kali digunakan adalah kaca pembesar yang dipegang dengan satu tangan. Namun, karena bentuknya yang agak ribet, barulah bangsa Eropa mulai berinovasi menggunakan lensa kaca ganda dengan alat penahan atau gagang di telinga.
Sejak inovasi tersebut, barulah pada tahun 1784 seorang ilmuan Amerika Serikat Benjamin Franklin, berhasil menemukan kacamata berlensa cekung dan cembung, untuk melihat jarak jauh dan jarak dekat. Nah setelah temuan tersebut, kacamata pun semakin disempurnakan untuk kenyamanan para penggunanya. Mulai dari bahan lensa yang terbuat dari plastik hingga model frame kacamata yang makin bergaya dan trendi hingga kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.